2010/01/21

Ujang, Lapar??

Pada saat panas-panasnya matahari, orang-orang pun nampaknya enggan untuk keluar dari tempat berteduhnya, mungkin buat lebih "lebay"nya mending nongkrongin kipas angin atau ac sambil minum es krim dan kaki direndam dalam ember berisi air dingin, biarpun entar malem musti nyuruh orang buat kerokin punggung karena masuk angin.
   Lain halnya dengan seorang pedagang pinggir jalan ini, sebut saja namanya Ujang (bukan nama sebenarnya) heuheuheu hari ini dari pagi buta dia sudah membopong barang dagangannya, saking semangatnya ia membawa barang dagangan banyak hari itu, maklum semalem si ujang bermimpi kalau dagangannya bakal di borong orang. Kemudian, mulailah si ujang menggelar dagangannya, setelah hampir menjelang matahari menyoroti ubun-ubunnya keadaan berkata lain jarang sekali orang yang melewati tepat dagangannya itu karena memang panasnya matahari lagi gila-gilanya.
  Kekesalannya makin menjadi karena memang barangnya tidak ada yang laku satu pun. ia pun mulai bergumam beuh, sudah muka merah, kulit makin item, dagangan gak laku. kekesalannya semakin menjadi ketika melihat orang-orang sedang lahapnya makan di warung depan. Matanya terus tertuju ke sana maklum dari pagi si Ujang belom makan. Matanya hampir akan lepas ketika melihat seseorang akan memasukkan makan ke dalam mulutnya. Otomatis si ujang terperanjat karena diiringi dengan suara "KRRrrriiiuuuukkkk" yang keluar dari perutnya. Ia pun mencoba untuk meronggoh uang yang ada di saku celananya. ketika membuka kepalan tangannya hanya ada satu lembar uang bergambar Kapitan Pattimura dan lima koin bergambar Kakaktua Bali. Uang itu hanya cukup untuk ongkosnya pulang.
  Ketika Si Ujang sedang nyender di pohon meratapi kelaparannya yang menjadi-jadi. Ia melihat ke arah tasnya yang biasa dia bawa. di sebuah saku tas yang jebol, ternyata ada yang nongol, dan matanya pun mulai terkontrol sambil menggal-menggol memerhatikan kantong jebol yang bahenol karena terisi sebagian barang dagangannya yang belom buat satu orang pun kecantol. Si Ujang pun mulai bertanya-tanya, apakah itu yang nolol?     
   Rasa dongkol yang tadinya terkatrol pun berubah menjadi nol. karena memerhatikan sesuatu yang nongol. setelah beberapa detik Si Ujang memerhatikan, oohhhh...ternyata ada sebutir dodol. Si ujang pun segera mengambilnya dari tas yang jebol. ia pun mulai mengingat lagi dari mana ini dodol? setelah pikirannya mengawang-awang, ia pun ingat. ooohhhhh...iya ini dodol dari adol yang pas waktu ngobrol di rumahnya waaahhhh...mana rasanya poll. Ah... lumayan untuk mengganjal perut yang hampir jebol karena terus di tendang para cacing yang pada lepas kontrol dan gak bisa ditakol.
   Si ujang pun mulai melahap dodol bekal dari rumahnya si adol. Sambil menunggu siapa tahu ada seseorang yang ingi membeli barang dagangannya. Sambil memakan dodol seemol-seemol ia mulai mengeluarkan buku yang biasa ia pakai untuk mencatat penjualannya maklum kalkulator sayur pun ia tidak punya. Jadi bisa juga dipakai untuk menjumlahkan bila ada yang membeli banyak.
    Ia iseng-iseng membuat sebuah coretan yang mungkin atau gak mungkin bisa disebut sebagai puisi. Si Ujang mulai mengambil bolpoin yang diselipkan di daun telinganya. kemudian ia mulai ngecapruk di tulisannya. walapun tidak semudah memakan kerupuk. ia pun seperti sedang berada di kasur yang empuk. walaupun sebenarnya hanya telungkup di atas bangku lapuk. ia pun mulai menuliskan

Makasih Dodol

Dodol menahan perut ini dari rasa lapar yang gak terkontrol
Dodol, aku merasa seperti makan nasi dengan ikan tongkol
Dan dengan sambel di cocol sama engkol
Ditambah dengan jengkol

Dodol, aku harap datang seorang cewek bahenol
yang kecantol ama barang dagangan ujang yang gak gol-gol


Baru saja si Ujang menuliskan itu dan belum sempat menyelesaikannya. Tiba-tiba dari kejahuan terdengar sayup-sayup yang memanggil nya "bang-bang". Si Ujang pun terperanjat ternyata ada segerombolan ibu-ibu yang mengitari barang dagangannya. Si Ujang pun segera menghampirinya.

Pembeli : "Bang ini berapaan?"
Ujang : "Ah, Biasa bu Rp 40.000,-"
Pembeli : "Ah, masa bang yang kayak gini harganya segitu?"
Ujang : "eh, Beneran bu, gak bisa kurang"  
Pembeli : " ya sudah, ini semuanya ada berapa?"
Ujang : "ada enam, bu"
Pembeli : "ya, semuanya saja" soalnya kita perlu nih

"Tolong di masukin ke mobil saya, ya!".
"Siap bu" jawab si ujang.

karena si Ujang merasa heran ada orang yang membeli barang dagangannya sebanyak itu. Ia pun kembali bertanya kepada pembelinya.

"Buat apa ini bu? tumben ada orang yang membeli dagangan saya, dengan jumlah banyak begini." tanya si Ujang.
"Ini saya pakai di rumah karena si bapak sangat suka sambel ulek dan kebetulan ulekan yang dulu sudah belah ya saya beli lagi yang baru untung ada bang ini yang jual."
"nah yang lima lagi saya pakai buat nahan pot bunga biar kelihatan bagus saja...heuheuehuehue
"oowwwhhhh" jawab si ujang.

Setelah pembeli itu berlalu, ia pun bersyukur karena hari ini dangangannya habis. Meskipun  sedikit terkekeh-kekeh karena pernyataan si pembeli tadi. Si ujang pun segera membeli nasi bungus di depan dan membawanya pulang agar bisa di santap bersama-sama dengan keluarganya.Dan ujang pun pulang dengan tegap karena tidak membungkuk lagi untuk membawa barang dangangannya pulang.


Ngecapruk



   

     

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "Ujang, Lapar??"

Posting Komentar